Dalam dunia psikologi memiliki
pendekatan-pendekatan untuk melihat dan menilai perilaku manusia. Setiap
pendekatan memandang manusia dengan cara yang berlainan. Adapun
pendekatan tersebut adalah :
pendekatan tersebut adalah :
- Pendekatan neurobiologik
- Pendekatan psikoanalisis
- Pendekatan perilaku
- Pendekatan kognitif
- Pendekatan humanistik
A. PENDEKATAN NEUROBIOLOGIS
Pendekatan ini mencoba menjelaskan hubungan antara perilaku yang dapat diamati dan kejadian-kejadian mental (seperti pikiran dan emosi) menjadi proses biologis.
Penemuan-penemuan penelitian telah menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara aktivitas otak dengan perilaku dan dengan pengalaman. Misalnya, reaksi emosi, seperti rasa takut dan marah, pada hewan dan manusia dapat dirangsang dengan aliran listrik lemah di daerah tertentu yang jauh di bagian dalam otak.
Dari berbagai penelitian dikatakan, tindakan manusia yang paling rumit pun pada akhirnya mempunyai kemungkinan untuk di perinci dan diteliti dasar mekanisme neurobiologisnya.
Menurut Sukadji 1986, konsepsi psikologi mengenai manusia yang hanya didasarkan neurobiologi kurang memadai untuk menjelaskan perilaku manusia. oleh karena itu dibutuhkan pendekatan-pendekatan lain untuk mengkaji fenomena-fenomena psikologi.
B. PENDEKATAN PSIKOANALISIS
Jika kita ingin menganalisis manusia berdasarkan dengan perkembangan kepribadiannya atau proses sosialisasi serta mengidentifikasi perilaku agresi, kita tepat menggunakan pendekatan ini, yaitu pendekatan psikoanalisis.
Sigmund Freud adalah orang pertama yang memperkenalkan
pendekatan psikoanalisis. sesungguhnya psikoanalisis adalah teknik
psycho-therapeutic. Berdasarkan pengalaman terapi terhadap penderita gangguan
jiwa yang disebut neurotic maka Freud menerbitkan buku The Interpretation of
Dreams.
apa yang mendasari timbulnya teori psikoanalisis ini??. yang menjadi anggapan dasar Freud adalah bahwa perilaku manusia ditentukan oleh insting bawaan yang sebagian besar tidak disadari. Proses ketidak sadaran ini menurut Freud adalah proses terpengaruhnya perilaku oleh pikiran, ketakutan atau keinginan-keinginan yang tidak didasari oleh orangnya.
Hal terpenting dari pendekatan psikoanalisis adalah bahwa tindakan manusia mempunyai sebab. Namun, penyebabnya sering kali berupa motif-motif yang tidak disadari, bukan alasan rasional yang diberikan oleh seseorang terhadap perilakunya. Dalam pandangan psikoanalis, kepribadian manusia merupakan interaksi antara id,ego, superego.
apa yang mendasari timbulnya teori psikoanalisis ini??. yang menjadi anggapan dasar Freud adalah bahwa perilaku manusia ditentukan oleh insting bawaan yang sebagian besar tidak disadari. Proses ketidak sadaran ini menurut Freud adalah proses terpengaruhnya perilaku oleh pikiran, ketakutan atau keinginan-keinginan yang tidak didasari oleh orangnya.
Hal terpenting dari pendekatan psikoanalisis adalah bahwa tindakan manusia mempunyai sebab. Namun, penyebabnya sering kali berupa motif-motif yang tidak disadari, bukan alasan rasional yang diberikan oleh seseorang terhadap perilakunya. Dalam pandangan psikoanalis, kepribadian manusia merupakan interaksi antara id,ego, superego.
Id dimaksudkan sebagai hawa nafsu yang memuat
dorongan-dorongan biologis manusia.
Contohnya, id-lah yang mendorong
kita untuk makan,minum, berhubungan seksual, dan dorongan-dorongan biologis
lain yang bermuara pada pencapaian kesenangan. Id bergerak dengan kesenangan
dan dengan id kita tidak peduli dengan orang lain, lingkungan sekitar ataupun
pada seluruh bentuk kenyataan hidup.
Id bersifat egois. Dalam id terdapat dua insting yang
dominan, yaitu (i). libido atau eros, dan (ii) thanatos. Libido adalah
insting reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk melakukan kegiatan agar
tetap hidup. Sedangkan thanatos adalah insting yang merusak pada
kematian
Ego bergerak berdasarkan perinsip realitas adalah struktur
kepribadian yang membawa kita untuk menjejak pada kenyataan sosial. Oleh sebab
itu ego pulalah yang membuat keinginan-keinginan kita terpenuhi. Sebaliknya Id
hanya menghasilkan sejumlah keinginan, tetapi bukan memenuhinya.
Contoh ego : jika anda seorang
karyawan, anda tidak bisa begitu saja (walaupun ingin sekali!) memaki atau
menegur atasan anda karena perlakuan atasan anda yang tidak adil dan seenaknya.
Pada saat seperti itu , anda harus melihat realitas. Dalam kedudukan atasan dan
bawahan itu memang posisi anda lebih lemah, power ada pada atasan anda. Bahkan,
dalam banyak kejadian, ketika anda ingin memperjuangkan hak anda, teman-teman
anda sesama karyawan menasihati anda untuk tidak usah berbuat macam-macam.
Mereka berkata "sudahlah, jangan diteruskan, nanti kamu rugi akan berlipat-lipat".
Superego dipandang sebagai polisi kepribadian, hati nurani yang
berupaya mewujudkan keinginan-keinginan ideal kita, yaitu norma-norma sosial
dan kultural masyarakat kita.
Id melahirkan keinginan kita untuk
memiliki rumah mewah, mobil mutakhir, pasangan cantik jelita dan ganteng, dan
atribut-atribut kemewahan lainnya. Oleh karena posisi memungkinkan, keinginan
itu tidak diwujudkan dengan korupsi. Namun dorongan korupsi menjadi kuat karena
banyak orang yang melakukannya. Ego melihat realitas ini dan memberi
kemungkinan kepada id untuk merealisasikan keinginannya. Namun super ego
memperingatkan bahwa korupsi tidak boleh dilakukan. Oleh karena nilai sosial
dan kultural masih dipegang seperti itu, Ego pun menjadi bingung dan frustasi.
boleh atau tidakkah korupsi dilakukan? Biasanya Ego akan melakukan distorsi
realitas, misalnya berfikir, si A yang terkenal idealis itu pun akhirnya
korupsi juga, kok.
C. PENDEKATAN PERILAKU
Menurut Watson jika psikologi ingin
diakui sebagai ilmu maka data harus diperoleh dari yang dapat diamati dan dapat
diukur. Pndekatan ini adalah "angkatan kedua" dalam psikologi,
sesudah psikoanalisis. Mazhab ini lahir di amerika, ketika metode ilmiah
dipercaya sebagai satu-satunya cara mengetahui perilaku yang dapat diandalkan
(Rakhmat,2003).
Behaviorisme
adalah pendekatan yang sangat bermanfaat untuk menjelaskan persepsi
interpersonal, konsep diri,eksperimen, sosialisasi, kontrol sosial,serta
ganjaran dan hukuman.
Berbeda dengan psikoanalisis yang
melihat bahwa perilaku manusia lahir dari keinginan bawah sadar mereka,
behaviorisme (perilaku) menganailis perilaku manusia hanya berdasarkan perilaku
yang tampak dan dapt diukur.
Behaviorisme percaya bahwa perilaku
manusia merupakan hasil dari proses belajar. manusia belajar dari lingkungannya
dan dari hasil belajar itulah ia berperilaku. Oleh karena itu, manusia dapat
dipengaruhi oleh lingkungannya.
Pendekatan ini juga berpendirian
bahwa manusia dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis. Perilaku
adalah hasil pengalaman dan perilaku digerakkan atau dimotivasikan oleh
kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan
(Rakhmat,1994).
Pendekatan ini juga disebut
psikologi Stimulus-Response (S-R). Pendekatan S-R yang ketat tidak
mempertimbangkan pengalaman kesadaran seseorang. Sebagaimana yang dikatakan
Sukadji, pengalaman sadar hanyalah kejadian-kejadian yang dialami dengan
kesadaran penuh. Pengalaman sadar itu hanya dapat diketahui oleh anda sendiri,
seorang peneliti hanya bisa melihat dan menilai tindakan anda, emosi yang
sedang anda alami.
D. PENDEKATAN KOGNITIF
Psikologi
kognitif berpendapat bahwa manusia bukan hanya penerima stimuli yang pasif.
Mental manusia mengolah informasi yang diterimanya dan mengubahnya menjadi
bentuk-bentuk baru dan memilihnya kedalam kategori-kategori.
Kognisi adalah sebutan bagi proses
berbagai cara manusia mentransformasikan masukan indrawi, membubuhi kode-kode
pada masukan ini, dan menyimpan kode-kode kedalam ingatan serta mengambil
kembali untuk dipergunakan jika diperlukan. Persepsi, pembentukan image,
pemecahan masalah, ingatan dan berfikir, semuanya adalah istilah yang
menggambarkan fase-fase hipotetik terjadinya kognisi.
Pendekatan
kognitif adalah pendekatan yang menanggapi keresahan orang ketika behaviorisme
tidak mampu menjawab mengapa ada orang yang berperilaku berbeda dari
lingkungannya, yakni ia memiliki motif pribadinya sendiri. Juga karena terlihat
bagaimana pasifnya manusia.
Psikologi kognitif berusaha meneliti
proses-proses mental dengan cara objektif dan ilmiah. Pendekatan ini melihat
manusia sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya, makhluk
yang selalu berfikir. Perilaku manusia harus dilihat dari konteksnya. Perilaku
manusia bukan sekedar hasil dari proses menanggapi stimulus yang diterimanya.
Menurut
Kurt Lewin, tokoh pendekatan ini, dengan rumus :
B= f(P,E)
Ket : B=
behavior. adalah hasil interaksi antar keseluruhan diri seseorang
P= person.
dengan lingkungan psikologinya
E=
enviroment.
Dengan pandangan tersebut, Lewin
menyatakan bahwa dalam suatu kelompok manusia akan terdapat sifat-sifat
kelompok yang tidak dimiliki individu.
Mereka Leon Festinger dan Fritz
Heider adalah tokoh teori konsistensi kognitif. teori ini menyatakan bahwa
manusia cenderung mengalami ketegangan pada saat kebutuhan psikologinya belum
terpenuhi. Pada saat seperti ini, ia termotivasi untuk mengurangi ketegangan
tersebut. Agar tidak terjadi ketegangan ia berusaha mengoptimalisasi dalam
persepsi,perasaan,kognisi dan pengalamannya.
Misalnya, si A sorang perokok
berat. suatu hari ia merasa terganggu dengan berita di surat kabar yang
menyatakan bahwa rokok sangat berbahaya dan penyebab kematian no satu. Membaca
berita itu menyebabkan ketegangan pada diri si A. ia pingin berhenti merokok,
namun itu sudah menjadi kebiasaan yang sangat sulit dihentikan. Apa yang harus
dilakukan? ia tentu tak mau lama-lama tegang. ia segera ,encari informasi
lanjutan. Setelah informasi diterima, ia memiliki beberapa pilihan keputusan
seperti :
(i)
berhenti merokok sama sekali
(ii) terus merokok dengan alasan bahwa penelitian tentang rokok itu bisa saja salah
(iii)terus merokok dengan alasan dokter keluarga juga merokok
(ii) terus merokok dengan alasan bahwa penelitian tentang rokok itu bisa saja salah
(iii)terus merokok dengan alasan dokter keluarga juga merokok
(iv) terus
merokok dengan filter
E. PENDEKATAN HUMANISTIK
Pendekatan-pendekatan psikologi
sebelumnya ternyata belum berhasi mengungkap manusia secara keseluruhan.
dalam
pendekatan ini, manusia dipandang sebagai Homo Ludes (manusia bermain). setiap
manusia hidup dalam pengalaman pribadinya yang unik. Tidak akan ada satu
manusiapun yang memiliki pengalaman yang sama.
Pendekatan ini berpendapat manusia
bukan hanya sekedar wayang, yang sibuk mencari identitas, namun ia juga
berupaya mencari makna, baik makna kehidupannya, makna kehadirannya di
lingkungan, serta apa yang dapat diberikannya kepada lingkungan.
Carl Rogers mengatakan,
"kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri.
Dalam kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif, serta
memilih jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri". aktualisasi diri
adalah mewujudkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Psikologi humanistik menekankan
kreativitas, vitalitas emosi, eutentisitas, dan pencarian makna diatas kepuasan
materi. Pendekatan ini merupakan penampakan sosial dari upaya kita untuk
membina hati dan tubuh yang bijak sebagaimana jiwa yang bijak (Rakhmat, 2003).
Psikologi humanistik bertumpu pada
tiga dasar pijakan, yaitu :
(i) keunikan manusia
(ii) pentingnya nilai dan makna
(iii) kemampuan manusia untuk
mengembangkan diri.
Jadi, pendekatan ini menilai manusia
tidak digerakan oleh kekuatan luar yang tidak dapat di kontrolnya, tetapi
manusia adlah pemeran yang mampu mengontrol nasib sendiri dan mampu mengubah
dunia di sekelilingnya.
(Bersumber dari buku Universitas
terbuka. gambar dari google.)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusThanks a lot buat artikelnya.. ^^
BalasHapussangat membantu! \(^,^)/